Sejumlah Mahasiswa Kritik Keras Wali Kota Padangsidimpuan, Terkait Penangan Bencana Banjir & Tanah Longsor

Padangsidimpuan781 Dilihat

Sejumlah Mahasiswa Kritik Keras Wali Kota Padangsidimpuan, Terkait Penangan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Padangsidimpuan – barisanbaru.com

Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Padangsidimpuan beberapa waktu lalu telah menimbulkan kerusakan parah dan meninggalkan duka bagi warga. Tak hanya merendam rumah-rumah, bencana tersebut juga menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Pemerhati sosial kalangan mahasiswa, Ahmadi Saleh Hasibuan,
bersama Sahdin Toras Hasibuan, mahasiswa sosial kontrol kebijakan pemerintah, memberikan kritik keras terhadap kinerja Letnan Dalimunthe, Wali Kota Padangsidimpuan periode 2025-2030, terkait penanganan banjir dan pengelolaan infrastruktur kota yang dinilai buruk.

Ahmadi Saleh Hasibuan, yang juga dikenal sebagai tokoh mahasiswa peduli sosial, menilai bahwa bencana ini bukan semata-mata akibat faktor alam, tetapi juga karena buruknya pengelolaan infrastruktur, khususnya drainase, serta ketidakmampuan pemerintah kota dalam merencanakan pembangunan yang ramah lingkungan.

“Banjir yang terjadi ini merupakan cerminan dari ketidakmampuan pemerintah kota dalam mengelola infrastruktur dan lingkungan dengan baik. Tata kelola drainase yang buruk dan pembangunan yang tidak memperhatikan daya tampung alam adalah faktor utama yang menyebabkan bencana ini,” kata Ahmadi kepada wartawan, di Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Selasa 18/03/2025.

Menurut Ahmadi, Pemerintah Kota Padangsidimpuan harus menyadari bahwa penanganan pascabencana saja tidak cukup.

“Kami butuh tindakan preventif yang lebih serius untuk mencegah bencana serupa terjadi di masa depan,” tambahnya.

Senada dengan Ahmadi, Sahdin Toras Hasibuan, yang juga dikenal sebagai mahasiswa yang bergerak di bidang sosial kontrol, juga menyampaikan pendapat serupa. Kata Sahdin, masalah banjir di Kota Padangsidimpuan menunjukkan bahwa tata kelola kota masih sangat lemah, terutama dalam hal pengelolaan drainase dan perencanaan pembangunan.

“Sebagai mahasiswa yang peduli dengan masa depan Kota Padangsidimpuan, kami sangat kecewa dengan penanganan masalah ini. Banjir yang terjadi bukan hanya dampak dari cuaca ekstrem, tetapi juga kegagalan dalam merencanakan dan mengelola infrastruktur yang seharusnya menjadi prioritas. Pemerintah harus lebih proaktif dalam memperbaiki sistem drainase dan memperhatikan dampak lingkungan dalam setiap kebijakan pembangunan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sahdin menekankan bahwa Wali Kota Padangsidimpuan Letnan Dalimunthe dan pemerintah kota harus segera mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini.

“Kami berharap Pemerintah Kota Padangsidimpuan, terutama Wali Kota Padangsidimpuan Letnan Dalimunthe, tidak hanya melakukan perbaikan sementara, tetapi merancang solusi jangka panjang yang dapat mencegah bencana serupa terulang di masa depan. Kami ingin kota ini tumbuh dengan bijaksana, tidak hanya dari sisi pembangunan fisik, tetapi juga dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan warganya,” tegasnya.

Ahmadi dan Sahdin sepakat bahwa Kota Padangsidimpuan membutuhkan kepemimpinan yang mampu merencanakan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Mereka juga berharap agar masyarakat lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang ada, dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian kota.

“Kami, sebagai bagian dari kalangan mahasiswa, akan terus mengawal isu-isu sosial dan lingkungan di kota ini. Kami ingin Kota Padangsidimpuan berkembang dengan cara yang berkelanjutan, bukan hanya dalam segi pembangunan fisik, tetapi juga dalam menjaga kelestarian alam dan meningkatkan kualitas hidup warganya,” tambah mereka.

Kritik yang disampaikan oleh Ahmadi Saleh Hasibuan dan Sahdin Toras Hasibuan menunjukkan bahwa masyarakat, terutama generasi muda, semakin kritis terhadap pengelolaan kota dan kebijakan pemerintah. Mereka berharap agar Wali Kota Letnan Dalimunthe segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem drainase dan memikirkan solusi yang lebih baik untuk mencegah bencana alam yang merugikan masyarakat. (AHN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses