Banjir Jilid II Kembali Rendam Sejumlah Rumah di Kota Padangsidimpuan

Padangsidimpuan89 Dilihat

Padangsidimpuan – barisanbaru.com

Kota Padangsidimpuan kembali dilanda banjir, akibat intensitas curah hujan yang tinggi sepanjang hari hingga malam pada Minggu 06 April 2025 kemarin. Terpantau, salah satu kawasan yang terparah terdampak adalah Komplek Padangsidimpuan Baru, yang terletak di Kelurahan Silandit, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan.

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat jalanan di Komplek Padangsidimpuan Baru yang terendam banjir mencapai hingga setinggi lutut orang dewasa. Arus air yang deras membuat jalanan tersebut tampak seperti aliran sungai. Kendaraan dan pejalan kaki kesulitan untuk melewati kawasan tersebut, sementara sejumlah rumah warga juga terlihat tergenangi air banjir.

Menurut informasi yang dihimpun, banjir kali ini disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak kemarin. Drainase yang tidak optimal di beberapa titik juga memperparah kondisi, sehingga air meluap dan membanjiri pemukiman warga.

Pihak pemerintahan setempat, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padangsidimpuan, telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana banjir. Namun, meskipun upaya mitigasi dilakukan, curah hujan yang ekstrem membuat dampaknya tak terhindarkan.

Di tengah bencana ini, dua orang mahasiswa yang aktif di bidang sosial kemanusiaan, Ahmadi Saleh Hasibuan dan Rizalul Muslih Syawaluddin, memberikan solusi pemikiran kepada Pemerintah Kota Padangsidimpuan. Mereka menilai bahwa penyebab utama banjir yang kerap melanda kota ini adalah masalah drainase dan kesadaran masyarakat dinilai masih relatif rendah terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Ahmadi Saleh Hasibuan, yang dikenal sebagai aktivis pemerhati sosial, mengusulkan agar Pemerintah Kota Padangsidimpuan segera melakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem drainase yang ada.

“Kebersihan saluran air dan perbaikan infrastruktur drainase yang ada perlu menjadi prioritas utama. Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga sangat penting, agar mereka sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan demi mencegah terjadinya banjir,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (07/04/2025)

Ia juga menambahkan komentar mengenai potensi dampak jangka panjang dari banjir jika masalah ini tidak segera ditangani.

“Jika banjir ini terus berlanjut atau bahkan memburuk, dampaknya akan sangat merugikan. Tak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga dapat merusak infrastruktur kota. Kerugian ekonomi bisa sangat besar, terutama bagi para pedagang dan warga yang mata pencahariannya terdampak. Oleh karena itu, penanganan harus segera dilakukan,” ujarnya dengan tegas.

Sementara itu, Rizalul Muslih Syawaluddin, yang juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, menambahkan bahwa upaya pemetaan daerah-daerah rawan banjir dan pembuatan penampungan air sementara bisa menjadi solusi jangka pendek.

“Pemerintah kota juga perlu menggandeng mahasiswa dan masyarakat untuk bersama-sama bekerja dalam pembersihan drainase dan penanaman pohon untuk mengurangi risiko bencana alam seperti banjir,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa banjir yang berkepanjangan akan memperburuk kondisi sosial dan ekonomi warga. Selain itu, dapat juga memicu kerusakan pada lingkungan, seperti tanah longsor dan polusi air.

“Pemerintah kota harus segera mengadakan rencana aksi darurat dan solusi jangka panjang agar tidak ada lagi masyarakat yang terdampak secara terus-menerus,” tandasnya.

Kedua mahasiswa ini berharap agar pemerintah Kota Padangsidimpuan lebih serius dalam menangani masalah ini, serta melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Saat ini, tim SAR dan petugas BPBD tengah melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak banjir, dan berupaya membersihkan saluran drainase untuk mengurangi genangan. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dari pihak berwenang.

Banjir ini menambah deretan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa pekan terakhir. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya perbaikan infrastruktur drainase dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam. (AHN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses