Percut Sei Tuan – barisanbaru.com
Sudah puluhan tahun mulai dari tahun 1990 an hingga saat ini warga Desa Sampali kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang sering mengalami banjir. Banjir tidak hanya menggenangi badan jalan, bahkan sampai memasuki rumah penduduk sehingga perabot rumah tangga juga dapat menjadi rusak akibat terendam banjir yang meluap dari parit besar berbatasan rumah penduduk. Dampak lain dari banjir itu membuat arus lalu lintas menjadi macet, sehingga aktivitas warga dapat menjadi terganggu.
Untuk itu, harapan kami selaku warga buat Kepala Desa Sampali kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang siapapun yang terpilih nanti, kiranya dapat mencari solusi dan mengaktifkan gotong royong di setiap dusun atau dijalan protokol, untuk membersihkan parit di lingkungannnya masing-masing. Karena selama ini budaya gotong royong sudah terlupakan, jelas Ketua DPC Partai Keadilan Sejahtera kecamatan Percut Sei Tuan Drs. Abdul Muin kepada media ini kemarin.
Harapan selanjutnya buat kades Sampali terpilih nantinya, harus dapat bekerjasama dengan pemerintah kabupaten (Pemkab), Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) maupun Pemerintah Pusat untuk duduk bersama menuntaskan masalah banjir. Karena, penyebab utama terjadinya banjir disebabkan adanya pagar tembok non pribumi di sepanjang jalan protokol Desa Sampali, membuat aliran air dari parit menjadi terhalang. Selain itu, semenjak adanya pembangunan jalan tol yang sudah lama dibangun, membuat aliran parit juga menjadi tersumbat di dalam gorong-gorong, tegasnya.
Selain masalah banjir, lanjut Abdul Muin mengenai masalah status tanah ex pensiunan karyawan PTPN 2 Kebun Bandar Klippa yang sudah menetap puluhan tahun di emplasmen Desa Sampali sering mendapat intimidasi dari pihak-pihak yang mengatasnamakan PTPN-2 yang menyarankan agar segera meninggalkan lokasi dengan ganti rugi yang tidak sesuai. Kalau memang ada peminat untuk membeli rumah ex pensiunan PTPN 2 Desa Sampali yang serius, silahkan datang langsung menemui warga tanpa harus melalui perantara. Karena masyarakat saat ini sudah mulai jenuh dengan gerakan-gerakan seperti itu yang hanya memberi iming-iming tanpa ada kepastian, tandas Abdul Muin. (SP)