MUI Siantar Sosialisasi Bencana dan Empati Sosial

"Bencana Terjadi Karena Ulah Manusia”

Simalungun-Siantar1184 Dilihat

SIANTAR – BarisanBaru.com
Bencana alam maupun non alam tak dapat dielakkan meski terjadi karena ulah manusia yang melakukan perusakan. Sedangkan orang pembohong dalam Islam, yang tak perduli kepada orang miskin dan anak yatim piatu.

Pernyataaan itu disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pematangiantar, Drs H M Ali Lubis sebagai nara sumber sosialisasi Bencana dan Empati Sosial. Dilaksanakan Komisi Sosial dan Bencana dengan ketua H Faidil Siregar SAg dan Sekretaris Abdul Malik SE, di kantor MUI Pematangsiantar, Minggu (1/6/2025).

Lebih khusus lagi soal kaum duafa dan anak yatim menurut Drs H M Ali Lubis, bukan beban bangsa maupun negara. Tetapi tanggung jawab bersama.

Sementara, negara bisa maju dan berkembang apabila para ulama serta cendikia mampu menyalurkan ilmu dan pengetahuan yang baik kepada masyarakat.
Kemudian, penguasa suatu negara bersikap adil dan jujur, orang kaya yang pemurah kepada kaum duafa maupun anak yatim yang doanya selalu mustajab.

“Orang yang disebut miskin, mereka yang penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari,” kata Drs H M Ali Lubis sembari mengatakan, rezeki yang diperoleh seseorang ada bagian orang lain.

Bagi yang pemurah, tentu berpahala dan menambah rezeki. Lebih dari itu dapat membahagiakan diri sendiri. Namun, jangan berharap agar orang miskin tetap menjadi miskin agar yang memberi itu tetap bahagia.

Sebelumnya, H Faidil Siregar SAg sebagai Ketua Komisi Sosial dan Bencana MUI Pematangsiantar mengatakan, sosialisasi Bencana dan Empati Sosial sangat penting. Kegiatan itu juga dirangkai dengan pemberian santunan kepada kaum duafa dan anak yatim sebanyak 40 orang.

Sementara, H Ahmad Ridwansyah Putra sebagai Sekretaris Umum MUI Pematangsiantar yang membuka kegiatan secara resmi mengatakan, kegiatana itu sangat positif untuk diketahui masyarakat.

“Sosialisasi Bencana dan Empati Sosial yang dilakukan Komisi Sosial dan Bencana ini diharap dapat menjadi agenda tahunan,” kata H Ahmad Ridwansyah Putra sembari berharap agar para peserta dapat menyerap materi dari nara sumber untuk diterapkan dan disampaikan kepada masyarakat melalui komunitas masing-masing.

Nara sumber selanjutnya, Herry Sahputra sebagai Sekretaris Komisi Sosial dan bencana MUI Sumatera Utara mengatakan, saat terjadi bencana, jangan panik dan sebelum terjadi bencana perlu memahami bagaimana meminimalisir korban dan kerugian yang lebih besar.

“Dalam perspektif al-Qur’an, bencana menjadi ujan dan cobaan, sebagaimana juga
bencana dapat menjadi azab dan siksa,” kata Herry Sahputra.

Dijelaskan juga, terjadinya bencana tidak dapat dipisahkan dari kelalaian manusia dalam menjalankan fungsinya sebagai khalifah (Penguasa) di muka bumi.

Sikap manusia menghadapi musibah, mengantisipasi bencana demi meminimalisir dampak, bersabar dalam menghadapi musibah, bersikap optimis dan tidak berputus asa agar dapat bangkit cepat pasca bencana.

Pada kegiatan dengan moderator Yoandi Putra harahap SPd MPd itu, dilakukan juga tanya jawab yang berlangsung komunikatif. Turut dihadiri sejumlah pengurus organisasi masyarakat, Pengurus MUI kecamatan, pengurus masjid dan 40 orang kaum duafa serta anak yatim piatu. (Iw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses