SIANTAR – BarisanBaru.com
Untuk memberdayakan ekonomi umat Islam agar terhindar dari jeratan ribawi, MUI Kota Pematangsiantar melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat gelar workshop, Edukasi Ekonomi Syari’ah, di Kantor MUI Jalan Kartini Pematangsiantar, Minggu (25/8/2024).
Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat DP MUI Pematangsiantar, Drs H M Natsir Armaya Siregar mengatakan, kegiatan tersebut penting dilaksanakan.
“Para ustad serta ustazah sebagai peserta diharap tidak hanya berdakwah tentang akidah, ibadah dan akhlak, dakwah ekonomi syariah juga sangat penting karena penerapannya masih banyak belum dipahami umat,” Drs H M Natsyir Armaya.

Untuk itu, penerapan ekonomi syariah harus kolektif dengan menyertakan para ulama, UMKM , BKM Masjid sebagai ujung tombak sosialisasi Ekonomi Syariah.
Ketua DP MUI Pematangsiantar Drs H M Ali Lubis yang membuka Workshop sekaligus sebagai nara sumber menegaskan, ajaran Islam mengatur banyak hal. Seperti ibadah, muamalah, ekonomi Syariah dan lainnya.
“Melalui hubungan sesama manusia atau muamalah Ekonomi Syariah juga untuk menghindarkan riba, kebohongan dana tipu daya,” kata Drs H M Ali Lubis sembari mengatakan, sosialisasi Ekonomi Syariah sudah sering dilakukan tapi belum menjawab tantangan.
Padahal, di Kota Siantar ada RHB atau Rezeki Halal Barokah yang menggunakan sistim syariah. Namun demikian, umat harus yakin, hasilnya akan tercapai dan menjadi suatu kebanggaan.
Nara sumber, Muqorobin Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar membahas tentang peran BI dalam pengembangan Ekonomi Syariah. Terdiri dari urgensi pengembangan Ekonomi Syariah, posisi Indonesia, strategi dan implementasi pengembangan keuangan Ekonomi Syariah.

Kepala Bank Sumut Syariah Pematangsiantar, Syufri Ananda Putra Lubis memaparkan kendala yang Perbankan Syariah. Seperti, pembiayaan modal kerja masih kalah bersaing dengan KUR, kurangnya dukungan pemerintah dan masyarakat/umat untuk bergandengan tangan berdakwah.
Sedangkan tantangan yang dihadapi Perbankan Syariah di Kota Siantar, populasi dan literasinya masih rendah. Hal yang menjadi catatan, ratio pembiayaan bermasalaha cukup tinggi.
Usai para narasumber memaparkan materi masing-masing, dilakukan tanya jawab yang berlangsung komunikatif. Bahkan, pihak BI serta Bank Sumut Syariah siap membantu dan bekerja sama dengan UMKM dalam rangka merebut potensi pasar syariah yang terdiri dari beberapa sektor.(*)













